Poernomoe’s Blog


Nuklir energi masa depan
Mei 13, 2009, 3:05 pm
Filed under: Uncategorized

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Dengan jumlah penduduk yang besar ini, maka kebutuhan akan energi menjadi besar pula.  Hal ini cukup terbantu dengan adanya banyak sumber energi fosil yang ada di Indonesia. Namun, seperti diketahui bahwa sumber energi fosil memiliki keterbatasan dan tidak dapat diperbarui. Oleh karena itu apabila suatu saat sumber energi fosil habis, maka Indonesia akan kesulitan memperoleh energi dan krisis energipun tak akan terelakkan lagi.

Pemerintah telah melakukan banyak upaya untuk menanggulangi adanya krisis tersebut, salah satu caranya adalah dengan mengupayakan penggantian pemakaian minyak bumi sebagai bahan baku energi utama dan menggantinya dengan memanfaatkan sumber energi lain yaitu gas alam dan batubara. Namun kebijakan ini juga dirasa kurang tepat karena sumber energi ini lama kelamaan juga akan habis. Oleh karena itu diperlukan sumber energi alternatif untuk menggantikan sumber energio fosil. Di antara sumber energi alternatif tersebut terdapat sumber-sumber energi terbarukan (renewable) seperti air, angin, cahaya matahari dan pasang surut air. Sayangnya, pemanfaatan sumber energi terbarukan masih amat terbatas dan dalam skala kecil. PLTA sudah kurang memungkinkan dibangun di pulau Jawa. Energi cahaya matahari (surya) terkendala dengan mahalnya panel surya (solar cell) dan kecilnya energi yang dihasilkan karena sifatnya yang tidak kontinu. Energi panas bumi (geothermal) sangat potensial akan tetapi tidak selalu berada di tempat yang dibutuhkan kendala geografis). Energi yang berasal dari angin juga sulit untuk diharapkan mengingat kecepatan dan arah angin di daerah khatulistiwa tidak selalu sama.

Energi nuklir adalah sebuah energi alternatif yang relatif besar potensinya untuk menggantikan energi fosil. Dengan memanfaatkan energi nuklir maka pemakaian energi berbahan bakar fosil akan dapat dihemat sehingga ketersediaannya di alam akan lebih lama dan dapat dimanfaatkan juga oleh anak cucu kita. Berikut ini sekilas kajian upaya penghematan bahan bakar fosil dengan memanfaatkan energi nuklir.

Indonesia yang berpenduduk sekitar 239 juta jiwa membutuhkan energi listrik sebesar 142.53 TWH dengan kapasitas pembangkit listrik nasional sekitar 34 giga watt. Dan pada tahun 2025 mendatang, diperkirakan kebutuhan listrik tersebut akan naik hingga 100 giga watt.

Fakta kebutuhan energi tersebut ternyata tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber energi yang dimiliki negeri kita. Sebagai gambaran, kandungan minyak bumi Indonesia diperkirakan hanya mencapai 18 tahun lagi,  cadangan produksi gas diperkirakan sekitar 61 tahun, dan cadangan batubara sekitar 147 tahun lagi. Padahal, 54% penggunaan energi di Indonesia berasal dari minyak bumi, 26,5% dari gas bumi, dan 14% berasal dari batubara. Untuk itu, perlu adanya sumber energi alternatif untuk menggantikan energi yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil dan gas alam.

Namun seperti diketahui bahwa energi berbahan bakar fosil jumlahnya terbatas dan lama-kelamaan akan habis. Cadangan minyak bumi di Indonesia adalah sekitar 321 miliar barel (1,2% cadangan di dunia) dan akan habis sekitar 10 tahun lagi. Cadangan gas alam adalah sekitar 507 TSFC (3,3% cadangan di dunia) dan akan habis sekitar 30 tahun lagi. Sedangkan cadangan batubara adalah sekitar 50 miliar ton (3% cadangan di dunia) dan akan habis sekitar 50 tahun lagi.

Konsumsi energi ini dapat dihemat dengan memanfaatkan nuklir sebagai sumber energi pengganti. Satu buah reaktor nuklir dapat menghasilkan daya sebesar 40 MWe sampai 1000 MWe. Dan dengan memanfaatkan 1 kilogram bahan bakar nuklir seperti uranium akan dapat menghasilkan energi sebesar 50.000 KWh, bahkan bisa sampai 3.500.000 KWh jika dimanfaatkan dengan teknologi yang lebih canggih.

Oleh karena itu dengan mengasumsi pembangunan 4 buah reaktor nuklir di Indonesia dengan daya yang dihasilkan sebesar 1000 MWe, maka daya total yang dihasilkan adalah sebesar 4000 MWe. Jadi jika reaktor ini diopersaikan selama 1 tahun maka akan menghasilkan daya sebesar 5,76×108 KWh. Dengan energi yang dihasilkan ini maka akan dapat menghemat pemakaian minyak bumi sebesar 144.000 ton minyak per tahun (1 kilogram minyak dapat menghasilkan energi sebesar 4 KWh). Jika digunakan batubara maka akan dapat menghemat 192.000 ton batubara per tahun (1 kilogram batubara dapat menghasilkan energi sebesar 3 KWh). Dengan hasil perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa energi nuklir sangat potensial untuk mengurangi pemakaian energi yang berasal dari bahan bakar fosil.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Dengan jumlah penduduk yang besar ini, maka kebutuhan akan energi menjadi besar pula.  Hal ini cukup terbantu dengan adanya banyak sumber energi fosil yang ada di Indonesia. Namun, seperti diketahui bahwa sumber energi fosil memiliki keterbatasan dan tidak dapat diperbarui. Oleh karena itu apabila suatu saat sumber energi fosil habis, maka Indonesia akan kesulitan memperoleh energi dan krisis energipun tak akan terelakkan lagi.

Pemerintah telah melakukan banyak upaya untuk menanggulangi adanya krisis tersebut, salah satu caranya adalah dengan mengupayakan penggantian pemakaian minyak bumi sebagai bahan baku energi utama dan menggantinya dengan memanfaatkan sumber energi lain yaitu gas alam dan batubara. Namun kebijakan ini juga dirasa kurang tepat karena sumber energi ini lama kelamaan juga akan habis. Oleh karena itu diperlukan sumber energi alternatif untuk menggantikan sumber energio fosil. Di antara sumber energi alternatif tersebut terdapat sumber-sumber energi terbarukan (renewable) seperti air, angin, cahaya matahari dan pasang surut air. Sayangnya, pemanfaatan sumber energi terbarukan masih amat terbatas dan dalam skala kecil. PLTA sudah kurang memungkinkan dibangun di pulau Jawa. Energi cahaya matahari (surya) terkendala dengan mahalnya panel surya (solar cell) dan kecilnya energi yang dihasilkan karena sifatnya yang tidak kontinu. Energi panas bumi (geothermal) sangat potensial akan tetapi tidak selalu berada di tempat yang dibutuhkan kendala geografis). Energi yang berasal dari angin juga sulit untuk diharapkan mengingat kecepatan dan arah angin di daerah khatulistiwa tidak selalu sama.

Energi nuklir adalah sebuah energi alternatif yang relatif besar potensinya untuk menggantikan energi fosil. Dengan memanfaatkan energi nuklir maka pemakaian energi berbahan bakar fosil akan dapat dihemat sehingga ketersediaannya di alam akan lebih lama dan dapat dimanfaatkan juga oleh anak cucu kita. Berikut ini sekilas kajian upaya penghematan bahan bakar fosil dengan memanfaatkan energi nuklir.

Indonesia yang berpenduduk sekitar 239 juta jiwa membutuhkan energi listrik sebesar 142.53 TWH dengan kapasitas pembangkit listrik nasional sekitar 34 giga watt. Dan pada tahun 2025 mendatang, diperkirakan kebutuhan listrik tersebut akan naik hingga 100 giga watt.

Fakta kebutuhan energi tersebut ternyata tidak diimbangi dengan ketersediaan sumber energi yang dimiliki negeri kita. Sebagai gambaran, kandungan minyak bumi Indonesia diperkirakan hanya mencapai 18 tahun lagi,  cadangan produksi gas diperkirakan sekitar 61 tahun, dan cadangan batubara sekitar 147 tahun lagi. Padahal, 54% penggunaan energi di Indonesia berasal dari minyak bumi, 26,5% dari gas bumi, dan 14% berasal dari batubara. Untuk itu, perlu adanya sumber energi alternatif untuk menggantikan energi yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil dan gas alam.

Namun seperti diketahui bahwa energi berbahan bakar fosil jumlahnya terbatas dan lama-kelamaan akan habis. Cadangan minyak bumi di Indonesia adalah sekitar 321 miliar barel (1,2% cadangan di dunia) dan akan habis sekitar 10 tahun lagi. Cadangan gas alam adalah sekitar 507 TSFC (3,3% cadangan di dunia) dan akan habis sekitar 30 tahun lagi. Sedangkan cadangan batubara adalah sekitar 50 miliar ton (3% cadangan di dunia) dan akan habis sekitar 50 tahun lagi.

Konsumsi energi ini dapat dihemat dengan memanfaatkan nuklir sebagai sumber energi pengganti. Satu buah reaktor nuklir dapat menghasilkan daya sebesar 40 MWe sampai 1000 MWe. Dan dengan memanfaatkan 1 kilogram bahan bakar nuklir seperti uranium akan dapat menghasilkan energi sebesar 50.000 KWh, bahkan bisa sampai 3.500.000 KWh jika dimanfaatkan dengan teknologi yang lebih canggih.

Oleh karena itu dengan mengasumsi pembangunan 4 buah reaktor nuklir di Indonesia dengan daya yang dihasilkan sebesar 1000 MWe, maka daya total yang dihasilkan adalah sebesar 4000 MWe. Jadi jika reaktor ini diopersaikan selama 1 tahun maka akan menghasilkan daya sebesar 5,76×108 KWh. Dengan energi yang dihasilkan ini maka akan dapat menghemat pemakaian minyak bumi sebesar 144.000 ton minyak per tahun (1 kilogram minyak dapat menghasilkan energi sebesar 4 KWh). Jika digunakan batubara maka akan dapat menghemat 192.000 ton batubara per tahun (1 kilogram batubara dapat menghasilkan energi sebesar 3 KWh). Dengan hasil perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa energi nuklir sangat potensial untuk mengurangi pemakaian energi yang berasal dari bahan bakar fosil.

Kelompok:

1.Khairusy Zulhilmi

2.Purnomo Jarod

3.Faiz Syarifudin

4.Ardhi Septian



UTILITAS ENERGI SISTEM BOILER DI INDUSTRI
April 2, 2009, 3:12 am
Filed under: Uncategorized

Penggunaan/ konsumsi energi pada suatu pabrik sangat mempengaruhi keberlangsungan pabrik itu baik menyangkut total cost yang dikeluarkan hingga harga produk yang akan dijual. Oleh karena itu dalam suatu sistem industri di pabrik harus diupayakan untuk menggunakan energi seminimal dan seefisien mungkin. Dari semua alat di industri, akan dihitung secara cermat berapa energi minimum yang diperlukan dan berapa energy lost yang diijinkan supaya alat itu bisa bekerja secara maksimal.

Boiler merupakan salah satu komponen vital dalam suatu pabrik. Boiler digunakan untuk mengubah fase working fluid menjadi steam yang selanjutnya panas yang disimpan pada steam itu dimanfaatkan untuk memanaskan sistem yang lain yang ada di pabrik. Sistem boiler terdiri atas bejana tekan, furnace dengan burner, blower fan dan pompa bahan bakar. Selanjutnya sistem ini akan terhubung dengan sistem pemipaan saluran bahan bakar, sistem pemipaan steam atau air panas dan cerobong (stack).

Dalam boiler bahan bakar dan udara dicampur dan diinjeksikan ke ruang pembakaran dan dari pembakaran ini akan dihasilkan panas. Panas ini ditransfer ke air yang ada di salam bejana atau pipa (tergantung jenis boilernya) sehingga dihasilkan steam. Ada beberapa boiuler berdasarkan letaknya, yaitu :

  1. Water-tube boiler, yaitu tipe boiler dimana air yang akan diubah menjadi steam berada dalam tube (pipa) sedangkan gas panas hasil pembakaran bahan bakar berada di luar pipa.
  2. Fier-tube boiler, yaitu tipe boiler dimana gas panas hasil pembakaran bahan bakar mengalir dalam pipa yang tercelup dalam air yang akan diubah menjadi steam.

Di dalam boiler dipasang beberapa alat tambahan yang berguna untuk penghematan energi seperti:

  • Economizer : Pada alat ini sebagian panas dari stack gas dimanfaatkan untuk memanaskan air yang akan diumpankan ke boiler.
  • Air preheater : Pada alat ini sebagian panas dari srack gas dimanfaatkan untuk memanaskan udara yang akan dicampur dengan bahan bakar.
  • Turbulator : Alat berupa potongan logam ini digunakan untuk meningkatkan turbulensi aliran dan akan memperlama waktu tinggal fluida sehingga transfer panas akan menjadi lebih baik.
  • Oxygen trim control : Alat ini berfungsi untuk mengukur konsentrasi eoksigen pada cerobong dan secara otomatis mengatur oksigen pada udara yang masuk burner sehingga dihasilkan pembakaran dengan efisiensi yang optimum.

Dalam pengoperasian boiler ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu :

  1. Temperatur cerobong. Semakin rendah temperatur gas pada cerobong semakin baik. Tetapi tidak boleh terlalu rendah karena akan menyebabkan uap air dan gas hasil pembakaran akan menempel pada dinding cerobong. Suhu gas stack lebih dari 300 derajat celcius menghasilkan potensi untuk penghematan energi dengan membatasi kehilangan gas stack.
  2. Konsentrasi gas stack. Agar panas hasil pembakaran dapat dimanfaatkan secara efisien maka selalu diusahakan untuk mengoptimalkan rasio antara oksigen dengan bahan bakar. Pada pembakaran bahan bakar selalu digunakan oksigen berlebihan. Oksigen yang terlalu rendah akan menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna sementara oksigen yang terlalu tinggi akan menyebabkan hilangnya panas yang terbawa gas keluar stack menjadi lebih tinggi.
  3. Pemasangan peralatan untuk penghematan energi seperti economizer, pre-heater dll. dapat mengurangi kebutuhan bahan bakar boiler tanpa penambahan capital investment yang besar.

Sementara untuk pemeliharaan boiler dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

  1. Meminimalkan pemakaian udara pembakar, pemantauan gas cerobong secara teratur. Dengan mengukur kandungan oksigen dan karbondioksida akan dapat diketahui berapa banyak oksigen yang digunakan dalam proses pembakaran.
  2. Menjaga agar permukaan transfer panas selalu bersih. Kenaikan suhu stack kemungkinan mengindikasikan adanya peningkatan terbentuknya kerak pada boiler, sehingga kerak ini harus dibersihkan secara teratur.
  3. Tes kandungan dissolved solid (TDS) pada air boiler. Hali ini akan mengindikasikan apakah blowdown yang dilakukan sudah berjalan efektif atauk belum.
  4. Mengurangi tekanan steam boiler jika hal ini mungkin untuk dilakukan.
  5. Mengisolasi boiler dan pipa boiler. Hal ini akan mengurangi adanya panas yang keluar dari sistem ke lingkungan.

Sehingga untuk mengefisienkan sistem boiler dapat dilakukan beberapa hal yaitu :

  1. Meminimalkan energy cost. Caranya yaitu dengan mengoptimalkan sistem kontrol pada pembakaran, meminimalkan kehilangan panas pada stack, memasang alat untuk heat recovery dan lain-lain.
  2. Mengefektifkan water treatment seperti :
  • Mengurangi kerak boiler agar panas hasil pembakaran dapat diserap secara maksimal oleh boiler.
  • Mengoptimalkan laju blowdown. Jika tidak dilakukan blowdown secara cukup maka akan menyebabkan terjadinya pengendapan dan carryover padatan. Sebaliknya jika boiler terlalu sering di-blowdown akan menyebabkan pemborosan air, bahan kimia dan panas.
  • Mengurangi korosi dengan senyawa kimia. Hal ini untuk mengurangi kandungan oksigen dalam iar, biasanya juga berfungsi sebagai pelapis permukaan logam.
  • mengurangi TDS pada air umpan
  • meningkatkan jumlah kondensat yang dikembalikan ke boiler

Jika semua hal yang telah disebutkan diatas dapat dilakukan dan dulaksanakan dengan baik, maka jumlah energi yang diperlukan pada boiler akan dapat dikurangi sehingga pabrik yang ada akan lebih mengurangi total cost sehingga akan lebih menguntungkan.]]



Hello world!
Maret 30, 2009, 5:07 am
Filed under: Uncategorized

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!