Poernomoe’s Blog


UTILITAS ENERGI SISTEM BOILER DI INDUSTRI
April 2, 2009, 3:12 am
Filed under: Uncategorized

Penggunaan/ konsumsi energi pada suatu pabrik sangat mempengaruhi keberlangsungan pabrik itu baik menyangkut total cost yang dikeluarkan hingga harga produk yang akan dijual. Oleh karena itu dalam suatu sistem industri di pabrik harus diupayakan untuk menggunakan energi seminimal dan seefisien mungkin. Dari semua alat di industri, akan dihitung secara cermat berapa energi minimum yang diperlukan dan berapa energy lost yang diijinkan supaya alat itu bisa bekerja secara maksimal.

Boiler merupakan salah satu komponen vital dalam suatu pabrik. Boiler digunakan untuk mengubah fase working fluid menjadi steam yang selanjutnya panas yang disimpan pada steam itu dimanfaatkan untuk memanaskan sistem yang lain yang ada di pabrik. Sistem boiler terdiri atas bejana tekan, furnace dengan burner, blower fan dan pompa bahan bakar. Selanjutnya sistem ini akan terhubung dengan sistem pemipaan saluran bahan bakar, sistem pemipaan steam atau air panas dan cerobong (stack).

Dalam boiler bahan bakar dan udara dicampur dan diinjeksikan ke ruang pembakaran dan dari pembakaran ini akan dihasilkan panas. Panas ini ditransfer ke air yang ada di salam bejana atau pipa (tergantung jenis boilernya) sehingga dihasilkan steam. Ada beberapa boiuler berdasarkan letaknya, yaitu :

  1. Water-tube boiler, yaitu tipe boiler dimana air yang akan diubah menjadi steam berada dalam tube (pipa) sedangkan gas panas hasil pembakaran bahan bakar berada di luar pipa.
  2. Fier-tube boiler, yaitu tipe boiler dimana gas panas hasil pembakaran bahan bakar mengalir dalam pipa yang tercelup dalam air yang akan diubah menjadi steam.

Di dalam boiler dipasang beberapa alat tambahan yang berguna untuk penghematan energi seperti:

  • Economizer : Pada alat ini sebagian panas dari stack gas dimanfaatkan untuk memanaskan air yang akan diumpankan ke boiler.
  • Air preheater : Pada alat ini sebagian panas dari srack gas dimanfaatkan untuk memanaskan udara yang akan dicampur dengan bahan bakar.
  • Turbulator : Alat berupa potongan logam ini digunakan untuk meningkatkan turbulensi aliran dan akan memperlama waktu tinggal fluida sehingga transfer panas akan menjadi lebih baik.
  • Oxygen trim control : Alat ini berfungsi untuk mengukur konsentrasi eoksigen pada cerobong dan secara otomatis mengatur oksigen pada udara yang masuk burner sehingga dihasilkan pembakaran dengan efisiensi yang optimum.

Dalam pengoperasian boiler ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu :

  1. Temperatur cerobong. Semakin rendah temperatur gas pada cerobong semakin baik. Tetapi tidak boleh terlalu rendah karena akan menyebabkan uap air dan gas hasil pembakaran akan menempel pada dinding cerobong. Suhu gas stack lebih dari 300 derajat celcius menghasilkan potensi untuk penghematan energi dengan membatasi kehilangan gas stack.
  2. Konsentrasi gas stack. Agar panas hasil pembakaran dapat dimanfaatkan secara efisien maka selalu diusahakan untuk mengoptimalkan rasio antara oksigen dengan bahan bakar. Pada pembakaran bahan bakar selalu digunakan oksigen berlebihan. Oksigen yang terlalu rendah akan menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna sementara oksigen yang terlalu tinggi akan menyebabkan hilangnya panas yang terbawa gas keluar stack menjadi lebih tinggi.
  3. Pemasangan peralatan untuk penghematan energi seperti economizer, pre-heater dll. dapat mengurangi kebutuhan bahan bakar boiler tanpa penambahan capital investment yang besar.

Sementara untuk pemeliharaan boiler dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

  1. Meminimalkan pemakaian udara pembakar, pemantauan gas cerobong secara teratur. Dengan mengukur kandungan oksigen dan karbondioksida akan dapat diketahui berapa banyak oksigen yang digunakan dalam proses pembakaran.
  2. Menjaga agar permukaan transfer panas selalu bersih. Kenaikan suhu stack kemungkinan mengindikasikan adanya peningkatan terbentuknya kerak pada boiler, sehingga kerak ini harus dibersihkan secara teratur.
  3. Tes kandungan dissolved solid (TDS) pada air boiler. Hali ini akan mengindikasikan apakah blowdown yang dilakukan sudah berjalan efektif atauk belum.
  4. Mengurangi tekanan steam boiler jika hal ini mungkin untuk dilakukan.
  5. Mengisolasi boiler dan pipa boiler. Hal ini akan mengurangi adanya panas yang keluar dari sistem ke lingkungan.

Sehingga untuk mengefisienkan sistem boiler dapat dilakukan beberapa hal yaitu :

  1. Meminimalkan energy cost. Caranya yaitu dengan mengoptimalkan sistem kontrol pada pembakaran, meminimalkan kehilangan panas pada stack, memasang alat untuk heat recovery dan lain-lain.
  2. Mengefektifkan water treatment seperti :
  • Mengurangi kerak boiler agar panas hasil pembakaran dapat diserap secara maksimal oleh boiler.
  • Mengoptimalkan laju blowdown. Jika tidak dilakukan blowdown secara cukup maka akan menyebabkan terjadinya pengendapan dan carryover padatan. Sebaliknya jika boiler terlalu sering di-blowdown akan menyebabkan pemborosan air, bahan kimia dan panas.
  • Mengurangi korosi dengan senyawa kimia. Hal ini untuk mengurangi kandungan oksigen dalam iar, biasanya juga berfungsi sebagai pelapis permukaan logam.
  • mengurangi TDS pada air umpan
  • meningkatkan jumlah kondensat yang dikembalikan ke boiler

Jika semua hal yang telah disebutkan diatas dapat dilakukan dan dulaksanakan dengan baik, maka jumlah energi yang diperlukan pada boiler akan dapat dikurangi sehingga pabrik yang ada akan lebih mengurangi total cost sehingga akan lebih menguntungkan.]]


Tinggalkan sebuah Komentar so far
Tinggalkan komentar



Tinggalkan komentar